KUGANTUNG CITA-CITAKU DI UJUNG TAPAL BATAS

a 

ada sejuta senyum  dan harapan pada mereka

  Assalamu'alaikum semua,semoga selalu dalam keadaan sehat wal afiat,amin.Bercicara cita-cita tentu kita semua mempunyai cita-cita ,mulai dari tukang koran hingga orang kantoran tentunya .tapi bagimana jadinya bila cita-cita kita tidak tersalurkan atupun tidak terfasilitasi dangan baik yang terjadi hanya bisa menggantug tentunya.itulah kenyataannya yang dialami sebagian anak bangsa ini yang berada nan jauh di ujung tapal batas negeri ini yang mengenyam pendidikan dengan fasilitas yang serba terbatas.tapi mereka masih mempunyai cita - cita yang tinggi walaupun masih digantung di ujung tapal batas.

  "KUGANTUNG CITA-CITAKI DI UJUNG TAPAL BATAS" judul postingan ini terinspirasi dari perjuangan anak-anak Papua yang ingin sekali mewujudkan cita-citanya walau dengan seribu keterbatasan yang ada,dari keterbatasan guru,fasilitas,sarana  dan prasarana .begitulah inti dari salah satu acara telivisi yang aku lihat di TRANS7 yang tak lain nama acara tersebut "PETUALANGAN SI BOLANG" ,ketika aku menyaksikan acara tersebut ,seakan mengingatkanku pada masa aku sekolah dulu ,kebetulan masa kecilku aku habiskan di sebuah desa yang waktu itu masih jauh dari keramaian kota  tepatnya di wilayah bumi Sriwijaya (SUMSEL).
                        

  Di lahirkan ditengah-tengah keluarga yang sangat kaya raya tentunya pendidikan adalah hal yang sangat mahal bagi keluarga kami waktu itu ,jangankan buat sekolah buat makan saja waktu itu susah.Tapi walaupun demikian orang tuaku tak mau melihat anak-anaknya menjadi generasi bangsa yang menyusahkan negeri ini ,salut deh buat emak ,bapak ane dan terimakasih.Berbekal dorongan dan do'a  orang tua  aku kecil mulai merasakan bangku sekolah walau dengan segala yang terbatas tentunya,dari sekolah pakai baju main,gak pake sepatu ,cuma bawa buku satu, berjalan kaki dengan jarak tempuh yang sangat cukup membuat kaki ini letih,wah pokok nya Allahumma komplet deh,tapi AL Khamdulillah ALLAH selalu menjadikan kami oarang  yang syukur dengan segala kehendakNYA .

                               laut akan aku seberangi demi cita-bitaku

  Samapai ahirnya orang tuakupun menyerah kalah karna sudah tak sanggup lagi  membiayai sekolahku kejenjang yang lebih tinggi.walau tamat sekolah dasar sudah sangat luar biasa bagiku waktu itu ,karna kakakku gak ada yang tamat SD ,tapi aku  kecil seakan tertantang dengan keadaan orang tuaku waktu itu sehingga akupun menpunyai tekad besar untuk terus belajar di bangku sekolah..

Dengan modal nekat ahirnya aku kecil bisa masuk Madrasah tsanawiyah (MTS) kampung yang gurunya borongan gitu alias gak ada guru ,kebetulan berbgkatnya siang jadi aku paginya bisa kerja buat biayain sekolah.

  Dari tahun ke tahun sekolahkupun selalu mengalami berbagai keterbatasan guru dan fasilitas ,serta sarana dan prasarana ,ini semua membuatku mulai sedikit tak semangat berangkat ,bagaimana tidak setiap aku berangkat  sering tak kujumpai guru dikelasku, dan akupun lebih senang kerja di rumah sekolah berangkatnya seminggu sekali,toga kali,dua kali ,pokoknya semau ane deh.

  Ketika aku beranjak SMU nasib pendidikanku juga gak jauh beda pada saat aku SMP ,nasib...nasib...sehingga setelah aku naik ke kelas dua akupun memutuskan hijrah ke Jawa dan menyelesaikan pendidikan SMU di Jawa .

  Ketika aku meneruskan pendidikan di Jawa betapa kagetnya aku ,pelajarannya gak bisa ngikutin jadilah di semester awal anak dongo baru ane ,walaupun ahirnya bisa ngimbangin anak-anak kota juga....heeee.

Begitulah sob kurang lebih nasib-nasib anak-anak bangsa ini yang ada di ujung tapal batas negeri ini,jadi aku banget di waktu kecil....tapi selalu ada harapan dan cita-cita di sana.